Sabtu, 30 April 2016

KALIANDA GITU-GITU AJA

Oleh : Randy Fatra

Suara Lamsel - Pernyataan yang diungkapkan para generasi muda karena melihat suatu keadaan kota kecil, yaitu kota kalianda yang merupakan ibu kota Kabupaten Lampung Selatan.


Tulisan ini bermaksud mengajak kawan-kawan untuk menanggapi tentang sebuah kalimat singkat yang sering terdengar ataupun pernah terucap dari bibir anda?
Kalianda Gitu-gitu Aja, mengartikan sebuah bentuk kekecewaan generasi muda akan keadaan yang terjadi di lampung selatan, melahirkan suatu pertanyaan tanpa ada jawaban yang rasional, pasrah dengan keadaan atau menghindar dari keadaan tersebut dijadikan sebuah pilihan.


Melihat maksud dari kalimat tersebut dapat menampilkan keadaan objektif tentang Lampung Selatan kedepan. Kalianda Gitu-gitu Aja sudah diucapkan secara berulang-berulang selama bertahun-tahun, kini telah berubah menjadi kebiasaan dikalangan generasi muda, kemudian melahirkan sebuah keadaan yang tidak akan pernah berubah di Lampung Selatan.
Berarti stagnasi yang terjadi di Lampung Selatan saat ini dipengaruhi oleh kebiasaan para generasi muda, salah satunya kebiasaan dengan mengatakan kalianda gitu-gitu aja.

Kenapa bisa begitu?

Hal tersebut bisa dijelaskan dengan melihat dasar dari ungkapan tersebut, tapi Jika melihat ungkapan tersebut hanya sebagai pernyataan, maka tidak akan menemukan penjelasan dengan rasionalisasi yang konkrit.

Berawal dari generasi muda yang melihat keadaan kota Kalianda, dalam kurun waktu tertentu tidak mengalami perubahan seperti fasilitas pendidikan, infrastruktur dan kesempatan kerja yang tidak memadai. Keadaan tersebut mengharuskan dirinya mencari tempat diluar dari lampung selatan, dimana dapat menemukan suatu keadaan seperti yang diiinginkan. 

Implementasi dari kondisi yang dialami menghasilkan sebuah pernyataan “Kalianda Gitu-gitu Aja” Pernyataan simple tentang rasa kecewa karena melihat keadaan kota kalianda sehingga pasrah pada keadaan, kemudian akan disampaikan kepada para regenerasi dalam waktu yang cukup lama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang didengar dan diucapkan para generasi muda. Kebiasaan tersebut menjadi doktrin kedalam pola pikir para generasi muda untuk membenarkan tentang keadaan kota kalianda tidak akan pernah berubah dan tidak akan bisa dirubah, membuat para generasi muda untuk memilih menghindar dari keadaan karena tidak bisa berbuat dan tidak tau apa yang harus diperbuat. Kebiasaan tersebut menjadi tradisi bagi para generasi muda yang terjadi beberapa tahun lalu, hingga sampai detik ini. 

Keadaan tersebut membuat para regenerasi muda tidak perduli dengan apa yang akan terjadi dilampung selatan, dan akan terus menerus mengucapkan “Kalianda Gitu-gitu Aja” tanpa disadari bahwa itulah salah satu faktor yang menyebabkan tidak adanya perubahan dilampung selatan. Untuk itu kebiasaan tersebut harus hilang dari pola pikir generasi muda karena menghambat perubahan, yang harus dilakukan adalah menciptakan sebuah kebiasaan baru bagi para regenerasi yang peduli dan cinta lampung selatan.
Para generasi muda yang berada diluar daerah harus mampu membantu untuk mewujudkan suatu keadaan yang lebih baik, karena para generasi yang terdahulu yang menciptakan kebiasaan tersebut sudah menjadi seorang yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing dan menjadi tanggung jawab baru dalam menjadikan rasa kekecewaan tersebut tidak menghantui para regenerasi seterusnya.
Kebiasaan menjadi tradisi yang menghambat kemajuan tersebut bukanlah kemauan para penciptanya, melainkan terbentuk karena melihat sebuah keadaan. Berarti tidak menyalahkan tentang  siapa yang mengungkapkan, ketika kita memandang hal ini suatu kesalahan maka tidak akan menemukan sebuah solusi untuk menciptakan keadaan yang baik untuk lampung selatan.
Kebiasaan yang timbul dari suatu keadaan akan mudah diterima generasi muda yang kemudian akan menjadi sebuah tradisi.  Untuk menciptakan keadaan tersebut adalah tanggung jawab para generasi muda lampung selatan. 
“Kalianda Gitu-gitu Aja” kalimat tersebut harus dihilangkan dari pola pikir generasi muda dengan menciptakan suatu kebiasaan baru dengan memberikan jawaban dari ungkapan tersebut “Kalianda wadah bagi para generasi muda”. Kalimat tersebut akan mewakili para generasi muda dalam menciptakan keadaan yang lebih baik kedepan. Kalimat tersebut tidak akan mengubah lampung selatan secara praktis, namun sebagai salah satu faktor dalam menciptakan keadaan objektif yang baru.
Lampung Selatan merupakan Kabupaten tertua di Provinsi Lampung namun masyarakatnya masih sangat jauh dari kata sejahtera, hal tersebut dipengaruhi dari berbagai faktor kebiasaan yang terjadi lampung selatan. Pemerintah daerah yang berjalan berdasarkan undang-undang, merupakan pemegang kekuasaan yang paling dominan dapat menciptakan suatu kebiasaan, namun realitanya, Lampung Selatan hanya dijadikan sebagai ladang penghasilan untuk menumpuk kekayaan pribadi oleh para pemegang kekuasaan, sehingga penciptaan sebuah kebiasaan bukan untuk memperbaiki melainkan memperparah.  

Tetaplah bertahan kawan mari bersama-sama berkembang dan berdialektika dalam memperbaiki lampung selatan, kemajuan suatu daerah bergantung dengan pola pikir para generasi muda...

TERKINI